KCB Season 2,5 Special Edition 7 Years Later (My Love, My Life, My Heart)

Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat.. serta bukan waktu yang lama

Tujuh tahun bisa merubah segalanya…

Kehidupan lama yang telah berganti dengan lembaran baru

Musim  gugur tujuh tahun lalu masih tetap sama dengan sekarang

Namun orang-orang yang merasakannya telah mempunyai perasaan yang berbeda

7 tahun lalu.. semuanya terasa dingin

Seorang bayi lahir, seorang istri kehilangan suami

Seorang ayah terpisah dengan bayinya

Seorang gadis manis melepas kepergian orang yang disayanginya

Dan seorang pria begitu menahan egonya demi menjaga hatinya

KARENA 7 TAHUN…

Seorang bayi laki-laki telah menjadi anak kecil yang lucu

Yang bisa menyayangi dan menjaga ibunya

KARENA 7 TAHUN

Seorang perempuan manja telah menjadi ibu yang lembut dan hangat

KARENA 7 TAHUN

Seorang lelaki yang tempramen dan egois telah menjadi lelaki dewasa

KARENA 7 TAHUN

Seorang gadis remaja telah menjadi perempuan dewasa yang mempesona

KARENA 7 TAHUN

Seorang remaja pria telah menjadi dokter tampan yang hangat dan manis

KARENA 7 TAHUN…  HATI YANG DULU DINGIN KINI MENJADI HANGAT

KONTRAK CINTA BUMSSO SPECIAL EDITION 7 YEARS LATER (MY LOVE, MY LIFE, MY HEART)

SPECIAL THANKS FOR KIM BUM, KIM SO EUN, KIM MIN JI, YOO SEUNG HO, KANG HAN BYUL

Song for BumSso – MinHo Couple on KCB

-untukku-

Disaat engkau disana…

Kadang langit terasa gelapnya….

Kemana langkahku pergi Selalu ada bayangmu

Kuyakin makna nurani…Kau tak kan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi..janganlah ragu bersahut

Kupercaya hati kecilku, kau takkan berpaling..

Walau ke ujung dunia.. pasti akan kunanti

Meski ketujuh samudra Pasti ku kan menunggu..

Karena ku yakin kau hanya untukku..

Saat lautan kau sebrangi, janganlah ragu bersahut

Kuyakin makna nurani kau tak kan pernah terganti

Pandanglah bintang berpijak kau tak kan tersembunyi

Dimana engkau berada..disana cintaku

Disaat engkau disana.. kadang langit terasa gelapnya

Namun bintang kan tunjukkan.. rinduku pada dirinya

Annyeong…mates..chingu…eonnie..saeng…

Kembali bertemu dengan cerita gaje tulisan ratu paus

Udah gak sabar pengen baca.. *plakkkkkkkkkkk kayak cerita bagus aja*

Langsung aja enjoy this

Korea Selatan – 7 tahun kemudian-

Musim gugur masih terasa, cuaca dingin berhembus seiring bergugurnya dedaunan sepanjang jalan. Angin timur datang membawa pergi masa-masa lalu, mengingatkan kenangan manis tujuh tahun yang lalu. Seorang perempuan ayu sedang sibuk membaca majalah masakan. Ya, sepertinya semua telah berubah, dulu yang dia baca tak pernah jauh dari majalah fashion, namun sekarang majalah masakan yang menumpuk. Ya, begitulah sang anak memang selalu ingin dibuatkan makanan yang berbeda-beda.

“Aku pulang….”. Terdengar suara anak lelaki masuk kedalam rumah, sang ibu menoleh menatap anaknya.

“Pulang main????”. Tanya ibu bernama Kim So Eun. Kim Han Byul, putra semata wayangnya hanya mengangguk.

“Bola????”. Tanya so eun kembali. Han Byul lagi-lagi mengangguk.

“Kalah??? Bertengkar???”. Tanya so eun yang bisa membaca raut wajah anak lelaki Kim Bum ini. Han Byul langsung mendekati so eun.

“Aku kalah ibu… tapi aku telah menjaga gawangku dengan baik…”. Ucap Han Byul.

“Ya sudah.. sekarang kau mandi saja sana.. ehhhhhhhh tubuhmu kotor dan bau”. Ucap So Eun. Han Byul menggelengkan kepalanya.

“Kenapa?”. Tanya so eun.

“Ah… aku tidak mau bu…”. Rengek Han Byul.

“Kalau kau tak mau mandi.. seharusnya jangan pergi main.. ayo mandi..ayoooooo”. Rayu So Eun. Han Byul tetap tak mau mandi.

“Sepertinya sifat ayahnya menurun pada han byul.. anaku kenapa sifat jelek ayahmu yang menurun padamu nak”. Ratap so eun.

“Ah…aku tidak mau mandi ibu..”. Ucap Han Byul.

“Kau harus mandi… kalau tidak mandi nanti banyak kuman.. ih..ih… kuman kan jahat, ayoo mandi.. ayo… nanti ibu laporkan pada ayah kalau Han Byul tak mau mandi”. Ucap So Eun.

“Telepon saja ayah”. Girang Han Byul.

“Baik..ibu telepon ayah yah..”. Ucap so eun sambil meraih ponselnya.

Tak lama sambungan telepon dengan Kim Bum terhubung juga. Kim Bum segera meraih ponselnya, tertera nama kim so eun dengan jelas.

Yeoboseyo….

Yeoboseyo…. Dengan ayahnya Han Byul???

Ne… Ada apa ibunya Han Byul?

Saya ingin melaporkan, pangeran kita tidak mau mandi.. bagaimana ini?

Bisakah aku berbicara dengan pangeranku??

So Eun langsung memberikan handphone nya pada han byul. “ayah ingin berbicara”. Ucapnya.

Ayahhhhhhh….

Hmmm… ayah dengan pangeran ayah ini tidak mau mandi?

Ye… aku juga tidak terlalu kotor, hanya sedikit saja.

Tapi nanti tubuhmu akan banyak kuman, kalau ada kuman nanti sakit, kalau sakit tidak akan sekolah, kalau tidak sekolah Han Byul tidak akan mendapat nilai rapot yang bagus.. kalau begitu tidak akan ayah kasih hadiah…

Aku ingin hadiahnya ayah…

Ne.. kelak setelah ayah menyelesaikan pekerjaan ayah, ayah akan kembali ke Korea.

Ah….

Ya sudah, Han Byul mau mandi kan?? Kasihan ibu… jangan buat dia marah.. nanti ibu keriputan.. hehehe

Ne… aku akan mandi…

Ya sudah kalau begitu pangeran ayah mandi dulu yah…

Ye… annyeong…

Annyeong…!!!!!

Han Byul pun akhirnya mau mandi, so eun kembali turun memandikan putra nya yang tampan ini. Han Byul pun sambil mandi sambil menceritakan juga kisahnya hari ini di lapangan. Ya begitulah, sepertinya Han Byul menuruni sifat ayahnya, dia gemar bermain bola, bahkan dia meminta So Eun memasukannya pada club bola junior di daerah sekitar kompleks di Jamsil. Kerjaanya setiap hari hanya mengotori bajunya, satu hari bisa sampai 3 kali dia berganti pakaian. Maka dari itu So Eun ekstra menjaga Han Byul, dan dia memutuskan rehat dari dunia keartisannya.

Malam menyambut kediaman rumah So Eun. So Eun terlihat sedang asyik menonton acara kesayangannya We Got Married, tayangan di channel MBC yang kali ini menampilkan pasangan Super Junior Kyuhyun dengan pasanganya leader GaZeBo (Gak Jelas deh Bo) Shi Min Mi (Nenden Muliasari – Korean name-) *please jangan timpukin author sambil sujud2*. So eun terlihat sesekali tersenyum manis menyaksikan Episode kali ini, episode ketika pasangan ini dikunjungi oleh 5 member Super Junior di rumah baru mereka.

“Wah… shi min mi beruntungnya dapat berakrab-akrab dengan Siwon oppa, Donghae Oppa, Sungmin Oppa, Hyukjae oppa dan Yesung oppa… andai aku menjadi Shi Min Mi”. Ucap so eun sambil ngiler lihat aksi Shi Min Mi di layar televisi.

Tak lama masuklah Kim Min Ji, masih ingat dengan Min ji??? Dia adalah adiknya Kim Bum dan juga kekasihnya Yoo Seung Ho. Bagaimana dia sekarang??? Dia sudah satu tahun lulus dari Donguk University. Dia sekarang menjadi seorang designer muda, dan sudah bekerja di perusahaan Fashion D.E.L.L.I yang bekerja sama dengan majalah S.T.Y.L.E yang menjadi kiblatnya model di Korea.

“Annyeong eonn”. Sapa Min Ji.

“Min Ji-ah”. Ucap So Eun.

Ya, semenjak Min Ji bekerja di D.E.L.L.I, Min Ji jadi sering tinggal di rumah So Eun yang dekat dengan perusahaan, berbeda dengan rumahnya. Hari senin sampai Kamis Min Ji menginap di rumah So Eun, Jumat sore setelah pulang bekerja Min Ji kembali ke rumahnya dan tinggal bersama dengan nenek.

“Eonnie apa yang sedang kau tonton?”. Tanya Min Ji sambil duduk di dekat So Eun.

“Lihat!!! Aku iri sekali dengan Shi Min Mi”. Ucap so eun.

“Wah… anggota super junior mengunjungi rumah baru mereka yah… pasangan ini selalu saja mendapatkan rating yang tinggi disetiap episodenya”. Ucap Min Ji. *Author kelewat batas*

“Hm… Min Ji-ah mau aku buatkan teh??? Sepertinya kau begitu lelah”. Ucap So Eun.

“Tidak usah, nanti saja aku buat sendiri, ya begitulah eonnie.. aku mendapat tugas untuk mendesign karena aku ditunjuk menjadi 5 perwakilan perusahaan untuk presentasi design baju 2 minggu yang akan datang di majalah S.T.Y.L.E”. Ucap Min Ji.

“Ayoo semangat adikku.. Hwaiting!!!!!”. Ucap So Eun.

“Gomawo eonn.. eh, kemana kopanakanku eonn?”. Tanya Min Ji yang heran tak melihat Han Byul.

“Dia sudah tidur.. baru saja”. Ucap So Eun.

“Nah… tumben sekali, biasanya dia harus mengerjai bibinya dulu baru bisa tidur”. Ucap Min Ji. So Eun tersenyum manis.

“Biasanya dia menyuruhku dulu memakai kostum wonder woman atau apalah…baru dia bisa tertawa dengan lepas dan tidur dengan pulas”. Ucap Min Ji.

“Dia begitu tentu karena dia mempunyai bibi yang muda dan cantik serta baik hati”. Ucap So Eun.

“Kalau aku gadis berusia 7 tahun, aku akan jatuh cinta pada anakmu eonn, dia tampan sekali”. Ucap Min Ji.

“Siapa dulu ayah dan ibunya…”. Ucap so eun. Min Ji tertawa mendengarnya.

Pagi menyambut Korea, matahari terbit dengan memancarkan sinarnya yang hangat pagi ini. Sinarnya bisa membuat embun di dedaunan menjadi berkas cahaya bak Kristal yang cemerlang. So Eun, Min Ji dan Han Byul makan bersama. Setelah selesai makan, Han Byul dan So Eun segera beranjak.

“Aku mengantarkan dulu Han Byul yah…”. Ucap So Eun.

“Ne… keponakanku jangan nakal yah”. Ucap Min Ji sambil tersenyum manis.

“Ne…”. Jawab Han Byul.

So Eun dan Han Byul pun keluar dari rumah. Di Luar Han Byul menarik tanga so eun, So Eun langsung menatap anaknya.

“Ada apa?”. Tanya So Eun.

“Ibu.. ayah kapan pulang?? Kapan ayah bisa mengantarkanku ke sekolah?”. Tanya Han Byul. So Eun tersenyum manis.

“Secepatnya..meski Han Byul tak bertemu ayah, tapi han Byul sering mendengar suara ayah, Han Byul dekat kan dengan ayah”. Ucap So Eun.

“Aku hanya iri dengan temanku ibu”. Ucap Han Byul.

“Ibu mengerti..”. Ucap so eun.

“Ibu, tapi ayah menyayangi Han Byul kan?”. Ucap Han Byul.

“Ne…”. Jawab So Eun.

Terlihat kesibukan yang cukup berarti di kantor tempat min ji bekerja, Min Ji sedang sibuk dengan design baju yang menjadi deadline untuk dipresentasikan minggu depan. Tumpukan kertas menumpuk di atas mejanya. Tak lama handphone nya berbunyi, ada sebuah pesan.

Tunggulah kejutan dariku

Masih berani untuk

Menanti kejutannya???

Sender :

Seung Ho Sunbae

+8279998763018

Received :

11:20:45

Today

Min Ji tersenyum membaca pesan dari kekasihnya itu.

“Sunbae… bogoshipoyo…”. Ucap Min Ji sambil menyimpan handphone di dadanya.

Di Kelasnya Han Byul terdiam dengan wajah pucatnya. Kali ini semua anak-anak di kelasnya mendapat tugas mendeskripsikan orang tuanya. Han Byul terdiam saja.

“Ayo… sekarang giliran Han Byul”. Ucap Ibu Park Je Kyung (Rahmi –korean name-). Guru Han Byul disekolahan yang baik, lembut dan penyayang.

“Aku…aku…”. Ucap Han Byul terbata.

“Ayo…sini”. Ucap Ibu Park.

Han Byul berjalan ke depan kelas. Dia mulai berkata, mendeskripsikan orang tuanya.

“Aku mempunyai ibu yang cantik. Ibuku tak terlalu tinggi namun aku sangat menyayanginya, Ibuku mempunyai wajah yang alami, matanya yang bening bisa membuatku nyaman jika menatap ibuku, Senyum ibuku bisa lebih manis dari gula. Setiap hari selalu menceritakan dongeng sebelum aku tidur dan wajah pasti selalu menghiasi pagiku. Ibu baik, selalu membuatkan aku semua makanan yang aku sukai, ibuku ibu terbaik di dunia… ibu aku menyayangimu”. Jelas Han Byul, Ibu Park Je Kyung tersenyum manis.

“Nah.. bagus sekali Han Byul, sekarang coba kau deskripsikan ayahmu!”. Perintah ibu Park. Deg.. han byul terdiam.

“Ayah… ayahku…”. Ucap Han Byul.

“Ah.. Han Byul kan tak mempunyai ayah.. hehehe, Han Byul hanya mempunyai Ibu”. Lantang Kim Dong Mun, teman sekelasnya Han Byul. Serentak semua anak-anak tertawa.

“Han Byul tak mempunyai ayah… ih… aneh yah…”. Ucap Yoo Bin.

“Ayahmu kabur yah.. meninggalkanmu dan ibumu hahahah”. Ucap Dong Mun.

“Aniyo… aku mempunyai ayah!!!!!!!!!!”. Tegas Han Byul.

“Anak-anak jangan seperti itu, tidak baik!!”. Ucap Ibu Park.

“Aku mempunyai ayah”. Lirih Han Byul dengan mata berkaca.

“Ya sudah, Han Byul kau kembali duduk saja yah”. Bijaksana Ibu Park.

Siangnya So Eun terlihat baru saja selesai membuatkan makan siang untuk Han Byul, tak lama pintu terbuka. So eun sempat memanggil Han Byul, namun tak ada sambutan seperti biasanya. Kembali terdengar suara kamar di tutup dengan kencang. So Eun langsung beranjak dari ruang makan, dia melihat kamar Han Byul tertutup, So Eun langsung masuk kedalam kamar Han Byul. Tampak Han Byul sedang telungkupan di kasurnya, dia menutupkan wajahnya pada bantal.

“Han Byul-ah ada apa?”. Tanya So Eun sambil berjalan menghampiri Han Byul, setelah So Eun duduk dekat dengan Han Byul, So Eun baru melihat luka di kaki anaknya itu.

“Luka apa ini???”. Tanya So Eun. Han Byul masih menelungkupkan wajahnya di bantal. So Eun bergegas mengambil obat. Tak lama So Eun masuk kedalam kamar Han Byul.

“Kemarilah.. akan ibu obati lukamu”. Ucap So Eun. Han Byul perlahan bangun.

“Ibu…”. Lirihnya.

“Mau menceritakan pada ibu ada apa ini?”. Tanya So Eun lembut.

“Aku tadi bertengkar sepulang di sekolah”. Ucap Han Byul.

“Waeyo???”. Tanya So Eun.

“Ayah jahat.. ayah jahat.. Han Byul benci ayah”. Ucap Han Byul, sontak So Eun kaget mendengar ucapan Han Byul.

“Kau ini bicara apa? Kenapa kau membenci ayah?”. Tanya So Eun.

“Aku diejek temanku bu… mereka mengatakan kalau aku tak mempunyai ayah.. ayah kabur dan meninggalkan aku dan ibu.. ayah jahat.. aku benci ayah”. Ucap Han Byul.

“Ayah tidak jahat.. ayah menyayangi kita, kalau ayah tidak sayang pada kita tidak mungkin ayah tetap menjalin komunikasi dengan kita”. Ucap So Eun.

“Tapi kenapa ayah tidak pulang?”. Tanya Han Byul.

“Ayah kan sedang bekerja Han Byul, siapa yang selama ini membiayai kebutuhan hidup kita?? Itu semua dari ayah”. Ucap So Eun.

“Kenapa ayah tidak bekerja di Korea, seperti ayah teman-temanku?”. Tanya Han Byul.

“Ayah kan mengurusi perusahaan kakek di Jepang,?”. Ucap So Eun.

“Aku kesal pada ayah”. Ucap Han Byul.

“Sudahlah.. jangan hiraukan temanmu itu”. Ucap so eun sambil memeluk Han Byul.

Malam ini adalah malam penobatan bagi Yoo Seung Ho, Kini dia telah lulus dari Universitas Tokyo dengan nilai yang memuaskan, dia mendapatkan peringkat terbaik untuk tahun ini. Dan langsung mendapat koneksi dengan Seoul Nasional Hospital. Hari ini di Aula Utama Universitas Tokyo Seung Ho mendapatkan piagam penghargaan atas hasil belajarnya dan sudah mendapat surat tugas praktek kerja.

“Mari kita sambut Mahasiswa dengan peringkat terbaik di tahun akademik ini, seorang mahasiswa dari Korea Selatan, Yoo Seung Ho”. Ucap tuan Fujimoto Wayashi.

Seung Ho langsung naik ketasa panggung dan mendapatkan piagam penghargaan dari Nyonya Sakurako Katami. Setelah itu Seung Ho mengucapkan sambutan kemenangannya. Tak lupa dia bersyukur, berterima kasih pada Ibu, ayah, Min Ji dan semua rekan yang telah memotivasinya selama ini.

Akhirnya Seung Ho menyelesaikan juga tugas utamanya mengenya pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan kedua orang tuanya. Kini dia telah menjadi dokter muda yang tampan dan bisa membuat semua gadis tak berhenti menatapnya. Tak sedikit mahasiswi Jepang yang jatuh hati padanya, namun hatinya tetap terjaga untuk Min Ji. Dalam waktu dekat Seung Ho bisa kembali pulang ke Korea, karena sekarang dia sudah mendapatkan SK di Seoul National Hospital.

Pagi menyambut Korea dengan hangat, So eun mengerjakan rutinitas seperti biasanya, namun hari ini Min Ji yang mengantar Han Byul kesekolah. So Eun kemudian membereskan ruang tengah, tak sengajak dia menemukan selembar kertas dengan tulisan yang masih acak-acakan. Ya, itu tulisan han Byul. Perlahan So Eun duduk dan membaca tulisan hanbyul.

Annyeonghaseyo ayah..

Ayah bagaimana kabarmu di Jepang?

Kapan kau pulang ayah?

Aku dan Ibu sangat merindukanmu

Ayah.. apa kau tahu, aku begitu iri dengan teman-temanku

Mereka selalu diantar oleh ayahnya setiap pergi kesekolah

Teman-temanku bisa melambaikan tangannya pada ayahnya ketika masuk kelas

Teman-temanku selalu bermain dengan ayahnya

Sedangkan aku, melihat ayah saja aku tidak bisa

Ayah, apa kau tahu, saat Ibu park Je Kyung menyuruhku menceritakan ayah,

Aku tidak tahu ayah itu seperti apa

Aku hanya diperlihatkan foto ayah oleh Ibu

Aku selalu diejek teman-temanku kalau aku tak mempunyai ayah

Ayah tidak pernah pulang untuk menemuiku

Ayah, kapan kau pulang?

Aku ingin menunjukan pada semua temanku kalau aku juga punya ayah

Ayah yang tampan dan pandai bernyanyi

Ayah yang perhatian dan sangat menyayangi Han Byul

Kim Han Byul

Seketika So Eun menangis setelah membaca tulisan Han Byul. Betapa kasihannya Han Byul. So Eun merasa bersalah pada Han Byul. Setelah itu So Eun bergegas mandi dan merapihkan diri. Dia berniat akan menjemput Han Byul hari ini. So Eun pun berangkat ke sekolahannya Han Byul. Setibanya disana bertepatan dengan bubarnya anak-anak kelas 1.

“Han Byul-ah”. Sapa So Eun.

“Ibu…”. Sambut Han Byul. “Tidak biasanya ibu menjemputku.. ada apa??? Biasanya aku kan pulang diantarkan bis sekolah”. Ucap Han Byul.

“Mana temanmu yang kemarin mengejekmu?”. Tanya So Eun.

“Dia.. Kim Dong Mun dan Jang Yoo Bin!!!”. Tunjuk Han Byul.

So Eun segera masuk kedalam kelas, kebetulan ada ibu Park Je Kyung.

“Selamat siang bu.. ibunya Han Byul kan?”. Sapa Ibu Park Je Kyung.

“Ne.. annyeonghaseyo.. kemarin Han Byul bertengkar dengan temannya, makanya saya datang untuk menjelaskan sesutu”. Ucap So Eun.

“Oh masalah itu..silakan”. Ucap Bu Park.

“Dia Dong Mun”. Ucap Han Byul.

“Ada apa Han Byul????”. Tanya Dong Mun.

“Dong Mun, kemarin kau yang mengejek Han Byul yah??? Mengatakan kalau Han Byul tak mempunyai ayah????”. Tanya So Eun.

“Betul.. lagipula itu benar kan”. Lantangnya.

“Jangan begitu lagi yah.. ayo sekarang kau dan han Byul berbaikan!!! Han Byul juga sama seperti Dong Mun yang mempunyai ayah dan Ibu, hanya saja ayahnya Han Byul tidak bekerja di korea”. Ucap So Eun.

“Benarkah??? Han Byul mempunyai ayah?”. Tanya Dong Mun, Han Byul sedikit menampakkan raut wajah kesal.

“Benar.. ayo sekarang Han Byul dan Dong Mun berbaikan”. Ucap So Eun.

“Maafkan aku yah”. Ucap Dong Mun polos.

“Ayo.. han byul memaafkan Dong Mun kan?”. Tanya ibu Park.

“Iya aku maafkan”. Ucap Han Byul.

Malamnya So Eun baru saja selesai menidurkan Han Byul. Tak lama datang Min Ji yang baru pulang dari kantor.

“Min Ji-ah titip Han Byul sebentar yah”. Ucap So Eun.

“Eonnie kau mau kemana?”. Tanya Min Ji.

“Aku ingin mencari udara segar, sebentar saja”. Ucap So Eun.

“Baiklah.. jangan pulang larut yah”. Ucap Min Ji.

“Ne…”. Jawab So Eun.

So eun segera keluar dari rumanya. Dia langsung naik mobilnya, dan berhenti di depan sungai Han. So Eun duduk disebuah bangku kecil yang langsung menghadap Sungai Han yang  begitu menakjubkan.

“Bum-ah awalnya aku anggap semua ini mudah, namun ternyata semuanya terasa berat untuk dijalani. Aku berjuang sendiri meniti semuanya selama 7 tahun ini, tapi angan untuk bersama denganmu memberiku semangat baru setiap detik, bahkan meskipun disetiap desahan nafasku yang terasa berat. Aku merindukanmu… Han Byul merindukanmu”. Ucap So Eun.

Beberapa minggu kemudian, semuanya dijalani dengan begitu normal, seperti biasanya. Min Ji terlihat sedang duduk menunggu hasil pengumuan dari Nona Park Jin  Hee. Dia atasan So Eun di perusahaan.

“semoga aku masuk.. semoga aku yang akan mengisi edisi 100 majalah S.T.Y.L.E”. Ucap Min Ji sambil terus berdoa. Tak lama datang Nona Park.

“Kim Min Ji”. Ucap Nona Park.

“Ne… bagaimana nona???”. Tanya Min Ji cemas.

“Promosimu diterima… “. Ucap Nona Park.

“Jeongmalyo????”. Kaget Min Ji.

“Betul…”. Ucap Nona Park diselingi anggukannya.

“A…………. nona Park,  rasanya seperti mimpi.. ahhhhhhhh”. Teriak Min Ji.

“Kau sudah dipastikan akan mengisi majalah S.T.Y.L.E edisi ke 100 dengan tema “The President In Style”, dan kau akan bekerja sama dengan designer lain yang hebat-hebat. Kau akan mendesign setelan jas nya. Sementara yang mendesign sepatu adalah Nona Koo Hye Sun. Aku harap semuanya lancar”. Ucap Nona Park.

“Anda bisa mempercayai saya Nona”. Ucap Min Ji.

“Jika kau sukses dengan rancangan ini, aku akan pastikan namamu akan terdaftar dalam daftar designer Korea ternama”. Ucap Nona Park.

“Saya akan berusaha”. Ucap Min Ji.

“Ya sudah kalau begitu aku pulang duluan yah”. Ucap Nona Park.

“Ne.. khamsahamnida.. hati-hati dijalann nona”. Ucap Min Ji girang.

“Ne… selesaikan tugasmu yah”. Ucap Nona Park.

“Ne”. Jawab Min Ji.

Min Ji kembali ke tempat duduknya. Dia masih harus menyelesaikan beberapa tugasnya. Tak lama datang pria bertopi masuk kedalam perusahaan. Lelaki itu berjalan menuju lantai 6 dimana Min Ji berada. Kemudian pria itu mengetuk pintu ruangan Min Ji.

“Masuk”. Ucap Min Ji polos.

“Betul anda Nona Kim Min Ji???”. Tanya lelaki misterius ini.

“Betul, ada apa yah? Siapa anda?”. Tanya Min Ji.

“Saya ingin mengantarkan surat, ada surat untuk anda Nona”. Ucap lelaki itu.

“Surat apa?”. Tanya Min Ji.

“Ini suratnya…”. Ucap lelaki itu.

Min Ji bergegas membuka amplop berisi surat itu, mulailah ibacanya isi surat kata perkata.

Alunan sebuah simponi, kata hati aku sadari

Merasuk kedalam sukma kalbuku, dalam hati ada satu, KIM MIN JI

Manis lembut bisikanmu Min Ji serta merdu lirih suaramu bagai pelita hidupku

Berkilauan bintang malam di langit Tokyo..

Tetap tak bisa menggantikan bintangku, Kim Min Ji yang begitu bercahaya dihatiku

Seakan hidup mendatang dapat kutempuh dengan Kim Min Ji

Kim Min Ji, kau bagai aroma penghapus piluku, lelah dan resahku

Kim Min Ji,  bak mentari yang menyejukan hatiku

Burung bernyanyi, bunga tersenyum, melihat gadis cantik yang membaca surat ini

Pasti hidupku kan bahagia bersamamu Min Ji

7 tahun terasa begitu lama bagiku,

Hari-hari aku lalui dengan rasa rindu hingga pilu telah terbiasa aku rasa.

Tahukah kau apa yg membuatku bertahan disini? Jawabannya adalah Kim Min Ji .

AKu ingin menjadi seseorang yang hebat dimatamu, agar aku pantas untukmu.

Seluruh perjuanganku hingga aku raih gelar dokter adalah utukmu,

agar nanti ketika kutemui sang kekasih hati, kau yakin padaku bahwa aku terbaik utukmu

telah aku putuskan tuk habiskan seluruh waktuku

Bersamamu untuk menguak sejuta tabir hidupku.

Aku tak dpat merangkai kata-kata indah untuk menyentuhmu,

Namun lewat tulisan sederhana ini aku sampaikan pesan hati …

Kim Min Ji Saranghaeyo….

Min Ji tersenyum simpul membaca surat itu, entah kenapa ada satu nama dalam benak Min Ji ketika membaca surat itu YOO SEUNG HO.

“Sunbae…”. Lirihnya. Tiba-tiba pria bertopi itu kembali berbicara.

“Apa tujuh tahun begitu lama untuk tidak mengenali suaraku?”. Ucapnya. Min Ji terdiam mendengar suara itu.

“Seung Ho sunbae”. Ucap Min Ji. Pria bertopi itu perlahan membuka topinya.

“Ne.. ini aku, aku telah kembali Min Ji”. Ucap Seung Ho.

“Sunbae..”. Lirihnya, Min Ji tak kuasa terharu. Seung Ho langsung menarik tangan Min Ji dan memeluknya.

“Aku merindukanmu”. Bisiknya di dekat telinga Min Ji. Min Ji membalas pelukan Seung Ho.

“Sunbae.. kenapa tak memberitahuku kau akan pulang.. licik sekali kau”. Ucap Min Ji.

“Ini kan kejutan yang aku maksud”. Ucap Seung Ho sambil tersenyum jail.

“Benar-benar dirancang dengan apik. Sunbae kau tahu dimana aku berada disini?”. Tanya Min Ji.

“Dari calon kakak iparkua.. So  Eun noona”. Ucapnya.

“Aku masih tak percaya”. Ucap Min Ji.

“Sekarang aku telah menjadi seorang dokter spesialis.. bagaiman???”. Tanya seung Ho.

“Aku bangga kekasishku menjadi seorang dokter spesialis”. Ucap Min Ji lantang.

“Eits… siapa kekasihmu??? Aku bukan kekasihmu”. Ucap Seung Ho. Min Ji kaget.

“Apa maksud sunbae?”. Tanya Min Ji sedih.

“Kau jangan menganggapku kekasihmu lagi Min Ji”. Ucapnya serius.

“Waeyo sunbae.. kau…”. Ucap Min Ji sedih.

“Aku bukan kekasihmu lagi… aku akan menjadi calon pengantin priamu”. Ucap Seung Ho. Min Ji tersenyum malu sambil memasang kedua tangannya di pipinya.

“Sunbae…”. Ucap Min Ji.

“Panggilah aku Seung Ho-in atau chajiya… sepertinya terdengar lebih bagus”. Jailnya.

“Saranghae”. Ucap Min Ji sambil tersenyum manis. Seung Ho hanya nyengir lihat Min Ji.

Keesokan harinya. Hari ini jam menunjukan jam 11.09 a.m Han Byul pastinya belum pulang, Min Ji sedang di kantor. So Eun asyik nonton TV sendirian, tak lama ada yang mengetuk pintu.

“Tumben sekali ada tamu”. Ucap So Eun.

So Eun bergegas membuka pintu rumah, namun ketika pintu dibuka  ada seorang di depan rumah. So Eun berusaha melihat kesekelilingnya namun tetap tak ada. Waktu So Eun akan menutup pintu, terdengarlah seseorang menyanyikan sebuah lagu yang taka sing ditelinga So Eun.

Eonjena geudae nan wonhago itjyo..

Hoksirado urin SARANG halsu eomnayo..

Himdeulgetjiman nan geudael wihae

Chamayaman hagetjyo

Nan geudaemaneul…

SARANGHAEYO……

So Eun terdiam membisu mendengarnya. Ini adalah lagu Confession lagu yang untuk pertama kalinya diperdengarkan langsung oleh So Eun 7 tahun lalu ketika awal dia terkena skandal dengan Kim Bum. Nafas So Eun jadi tak beraturan, tak lama ada sebuah pelukan hangat dari belakang. Pelukan yang so eun rindukan selama 7 tahun ini. Harum parfumnya, harum yang so eun rindukan 7 tahun ini, tangan yang memeluk tubuh mungil so eun dengan erat. Kemudian Leher So Eun di cium dan dia mencium pipi lembut so eun.

“Masih ingat aku??”. Ucapnya. “Masih rindu ketekku?”. Sambungnya lagi. So Eun tak kuasa meneteskan air matanya, dan menetes di rangkulan tangan lelaki itu, kemudian lelaki itu melepas pelukannya, dan memutarkan tubuh So Eun.

“Kenapa kau menangis?”. Tanyanya.

“Bum-in… “. Ucap so eun lirih.

“Ne.. ini aku.. kau tak rindu padaku?”. Tanya Kim Bum. So Eun langsung memeluk Kim Bum dengan erat.

“Akhirnya kau pulang.. akhirnya kau kembali”. Ucap so eun dalam peluknya.

“Ne.. aku berjuang secepat mungkin menyelesaikan pekerjaanku di Jepang. Sekarang aku sudah kembali, kembali untuk hidup bersaa keluarga kecilku”. Ucap Kim Bum.

“Aku merindukanmu”. Ucap So Eun.

Siang ini terlihat Min Ji sedang makan, namun ada yang berbeda. Apa itu???? Huah.. Min Ji makan disuapi Seung Ho, Seung Ho bersikeras meminta Min Jim au disuapi olehnya, Min Ji hanya manggut-manggut saja.

“Aku rindu padamu selama di Jepang”. Ucapnya.

“Aku juga…”. Ucap Min Ji,

“Tak ada lelaki yang mendekatimu kan?”. Tanya Seung Ho sambil tetap menyuapi Min Ji.

“Tidak.. semuanya aku tolak.. heheh”. Ucap Min Ji.

“Akupun begitu.. terimakasih telah menjaga hatimu”. Ucap Seung Ho, kini balik Min Ji yang menyuapi Seung Ho. “Ne….”. Ucapnya sambil tersenyum.

“Selama diJepang kau pernah bertemu dengan oppa ku???”. Tanya Min Ji.

“Beberapa kali kami bertemu, kadang kami membuat janji minum kopi bersama. Sebenarnya Kami janjian akan pulang bersama, tapi aku memutuskan pulang duluan”. Ucap Seung Ho.

Sementara itu di rumah So Eun dan Kim Bum.

“Sudah selesai kau membereskan bajuku?”. Tanya Kim Bum.

“Ne… sudah semuanya…”. Ucap So Eun.

“Aku mau mandi dulu kalau begitu”. Ucap Kim Bum.

“Sudah aku siapkan airnya.. aku akan menyiapkan dulu makan siang”. Ucap So Eun.

“Ini sepertinya pertama kalinya bagi kita menjadi suami istri sungguhan”. Ucap Kim Bum. So Eun tersenyum menatap.

“Kali ini aku akan menjadi istri yang baik”. Ucap So Eun.

“Han Byul belum pulang juga yah?”. Tanya Kim Bum.

“Sebentar lagi juga dia pulang”. Ucap So Eun.

“Baiklah.. aku mandi dulu”. Ucap Kim Bum.

Kim Bum pun mandi, sementara So Eun menyiapkan makan siang untuk Kim Bum. Tak lama Kim Bum selesai mandi dan segera keluar menghampiri So Eun. Han Byul pun tiba di rumah.

“Aku pulangggggggg”. Teriak Han Byul.

“Han Byul-ah”. Kompak So Eun dan Kim Bum. Han Byul terdiam melihat sosok lelaki disamping ibunya.

“Han Byul ini ayah”. Ucap So Eun. Han Byul menatap dingin kemudian berlari kekamarnya. So Eun dan Kim Bum heran melihat sikap Han Byul.

“Kenapa dengan Han Byul?”. Tanya Kim Bum.

“Aku akan menemuinya, kau makan siang dulu saja”. Ucap So Eun. Kim Bum kemudian duduk dan makan siang, sementara So Eun segera menemui Han Byul dikamarnya.

“Sekarang ada apa lagi??? Kenapa Han Byul bersikap seperti itu pada ayah?”. Tanya So Eun.

“Han Byul kesal pada ayah, setelah 7 tahun ayah baru ingat kita bu”. Ucap Han Byul.

“Sikapmu itu salah. Tak seharusnya kau bersikap tak sopan dengan ayah seperti tadi. Bukankah Han Byul menyayangi ayah?? Bukankah Han Byul rindu pada ayah?”. Tanya So Eun.

“Aku.. aku…”. Ucap Han Byul.

“Ibu akan menemui ayah dulu”. Ucap so eun.

So Eun bergegas menemui Kim Bum di kamar.

“Bagaimana???”. Tanya Kim Bum.

“Han Byul kesal karena kau baru pulang sekarang”. Ucap So Eun.

“Seperti itu yah, baiklah aku tahu apa yang harus aku lakukan”. Ucap Kim Bum.

“Apa yang akan kau lakukan?”. Tanya So Eun.

“Mana handphone mu???”. Tanya Kim Bum.

“Ini… ad apa memangnya?”, Tany So Eun.

“Lihat saja nanti”. Ucap Kim Bum.

Kim Bum dan So Eun segera berjalan menuju kamar Han Byul.

“pangeran ayah… katanya kesal pada ayah”. Ucap Kim Bum. Han Byul diam tak menjawab

“Biasanya kalau di telepon paling cerewet.. sekarang kenapa menata ayah saja tidak mau”. Ucap Kim Bum.

“Aku kesal pada ayah”. Ucap han Byul.

“Kalau han Byul kesal pad ayah, beraru Han Byul saying pada ayah”. Ucap Kim Bum. Han Byul beranjak dari kasurnya menghampiri Kim Bum.

“Ayah jahat!!!! Aku kesal pada ayah.. setelah aku seperti ini, ayah baru kembali”. Ucap han Byul. So Eun hanya terdiam menatap.

“Han Byul lihat handphone ibu.. Handphone ini menjadi saksi kebersamaan kita, kita saling berbicara lewat ini bukan?”. Tanya Kim Bum sambil menyodorkan handphone putih milik So Eun. Han Byul mengangguk.

“lalu.. kenapa Han Byul berkata seperti itu???”. Tanya Kim Bum.

“Aku kesal, kenapa ayah baru pulang sekarang???? Dan ayah akan pergi lagi?”. Tanya Han Byul.

“Aniyo… ayah akan tinggal bersama kalian mulai saat ini”. Ucap Kim Bum.

“Benarkah ayah???”. Tanya han Byul. Kim Bum mengangguk, Han Byul memeluk Kim Bum.

“Ayah jangan tinggalkan aku dan ibu lagi”. Ucap Han Byul.

“Tidak akan lagi”. Ucap Kim Bum. So Eun tersenyu manis menyaksikan tingkah ayah dan anak yang satu ini.

Malamnya, Kim Bum memberikan sebuah hadiah untuk Han Byul, sebuah hadiah dalam kotak panjang.

“Ayah… aku tak suka dengan hadiahnya”. Ucap han Byul.

“Jeongmal??? Padahal itu mainan terbagus dan banyak digemari di jepang. Tapi kau tak suka”. Ucap Kim Bum.

“Aku sudah terlalu banyak mainan dari ayah”. Ucap Han Byul.

“Lalu pangeran ayah ini maunya apa?”. Tanya Kim Bum.

“Teman-temanku selalu berbagi cerita mereka bersama adik mereka, jadi aku sekarang minta hadiah adik saja, adik perempuan yang cantik”. Ucap Han Byul, sontak Kim Bum cekikikan.

“Adik yah.. sulit namun menyenangkan hadiahnya”. Ucap Kim Bum.

“Iya.. ayo ayah berikan aku adik saja”. Ucap han Byul.

“Kalau begitu Han Byul minta juga pada ibu, nanti ayah dan ibu usahakan”. Ucap Kim Bum.

“Baiklah…. Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuu”. Teriak Han Byul.

“Apa??????????????”. Teriak so eun dari dapur.

“Kemari bu………………”. Teriak Han Byul, so eun segera menghampiri.

“Ada apa???”. Tanya So Eun.

“Ibu, tadi aku minta hadiah adik pada ayah, ayah mengatakan jika aku harus berkata pada ibu.. bagaimana bu?”. Tanya Han Byul. So Eun hanya garuk-garuk kepala.

“Iya.. ayah dan ibu akan memberikanmu adik”. Ucap Kim Bum.

“Asyikkkkkkkkkkkkkkkk”. Jingkrak-jingkrak deh Han Byul. Kim Bum hanya cekikikan sementara so eun mengelus-ngelus jidatnya.

“Ya sudah.. sekarang Han Byul cepat tidur yah”. Ucap Kim Bum.

“Ne… asyik, aku akan mempunyai adik”. Ucap Han Byul.

Malampun tiba, So Eun sudah berganti dengan piyama pink nya. So Eun masuk kedalam kamarnya, terlihat Kim Bum sedang merapihkan kasurnya.

“Apa yang sedang kau lakukan?”. Tanya So Eun.

“Merapihkan tempat tidur kita”. Ucap Kim Bum.

“Bukannya dari tadi juga sudah rapi”. Ucap So Eun.

“Heheheeh kan mau memberikan Han Byul adik”. Ucap Kim Bum.

Kim Bum pun pelahan mendekati so eun, so eun hanya terdiam di tempatnya.

“Setelah melahirkan Han Byul, kau tampak lebih sexi saja”. Rayu Kim Bum.

“Berarti dulu aku tidak sexi…”. Ucap So Eun.

“Tubuh dan rambutmu harum sekali”. Ucap Kim Bum, sambil mencium rambut so eun, so eun hanya tersenyum saja. Perlahan Kim Bum mencium leher so eun, kemudian bibirnya. So Eun hanya membalas ciuman Kim Bum, tangannya melingkar di leher Kim Bum. Kim Bum kemudian melepaskan ciumannya, dan menggendong so eun.

“Permainan kita lanjutkan????”. Tanyanya jail.

“Baiklah… tapi apa harus menggendong seperti ini?”. Tanya so eun.

“Bukankah ini terlihat lebih romantic???”. Ucanya sambil tertawa.

Kim Bum kemudian berjalan, dan menjatuhkan so eun di kasur. Kemudian Kim Bum berbaring disamping So Eun, kembali dia mencium istrinya itu. Kemudian Kim Bum memeluk so eun, so eun hanya tersenyum saja.

“Kita……”. Belum selesai Kim Bum beraksi, terdengar suara ketukan pintu.

“Ayah…ibu….”. teriak Han Byul. So Eun langsung beranjak dari kasurnya, Kim Bum hanya bisa gigit jari.

“Gagal lagi, tinggal satu bagian lagi”. Ucapnya.

“Ada apa Han Byul???”. Tanya So Eun. Terlihat han Byul masuk sambil membawa bantalnya.

“Aku ingin tidur bersama ayah dan ibu yah….”. Ucap Han Byul.

“Yahhhhhhhhhhhhhhhhhh gatot”. Ucap Kim Bum.

“Kenapa ayah????”. Tanya Han Byul.

“Tidak apa-apa.. ayooo kita tidur bersama”. Ucap So Eun sambil tersenyum.

Mereka bertiga pun tidur bersama mala mini. Malam yang indahhhhhhhhhhhhhh. Paginya, so eun sudah bangun duluan. Hari ini kebetulan hari minggu, Han Byul pastinya libur.

“Apa yang akan kita lakukan hari ini???”. Tanya So Eun.

“Apa yah???”. Tanya Han Byul.

“bagaimana kalau memasak bersama?”. Tanya kim Bum.

“Betulllllll…. Setuju”. Ucap So Eun.

“Baiklah.. kalau begitu ayah yang akan belanjanya”. Ucap Kim Bum.

“jeongmal???”. Tanya So Eun tak percaya.

“Tentu.. ya sudah kalian disini dulu.. tunggu ayah, ayah belanja dulu yah”. Ucap Kim Bum. So Eun dan han Byul mengangguk kompak.

Kim Bum pun berangkat ke pasar. Dia berusaha memilih-milih bahan makanan yag akan dipasak hari ini. Beberapa kali dia juga menawar harga dengan para pedagang. Kelucuan banyak terjadi dikala ibu-ibu pedagang yang centil menggoda Kim Bum yang tampan dan imut di usianya yang sekarang ini.

Sementara itu So eun sedang sibuk tertawa dengan Han Byul, So Eun sedang memperlihatkan foto masa kecil Kim Bum pada Han Byul.

“Ahahaha.. ini ayah bu?”. Tanya han Byul.

“Hm.. bagaimana??? Mirip bukan denganmu??? Sama-sama tak mau diam, kalau ada kemauan harus segera terpenuhi. Adat kalian berdua itu sama”. Ucap So Eun.

“Iya.. wajah ayah ketika masih kecil tampan yah..seperti aku”. Ucap Han Byul.

“Kau lebih tampan, karena ada campuran dari ibu yang cantik”. Ucap So Eun.

“Iya…hehehehe”. Tawa Han Byul.

Tak lama datang Kim Bum dengan dua kantong plastic bahan makanan. Segeralah mereka bertiga meramu bahan masakan. Awalnya Kim Bum yang menunjukan kemahirannya memasak, di lanjut dengan So Eun.

“Lihat ayah… ayah akan tunjukan.. ayah itu pandai memasak”. Ucap Kim Bum.

“Ayoooooooo tunjuka!!”. Ucap So Eun.

“Lihat yah!!!!”. Ucap Kim Bum.

“Ayooooo yang enak yang enak..”. Ucap Kim Bum.

“Ayah.. pandai sekali memasak…”. Ucap Han Byul.

“Ayah kan sering memasak sendiri”. Ucap Kim Bum.

“Ibu juga…”. Ucap han Byul.

“Han Byul-ah ceritakan pada ayah bagaimana ibumu???”.  Tanya Kim Bum. Han Byul mencoba menjawabnya, dan Kim Bum memperhatikannya.

“Ibu… ibu itu baik, penyayang, lembut, dekat dengan teman-temanku.. iya ayah ibu adalah ibu termuda dan tercantik diantara ibu-ibu temanku di clun sepakbola kompleks”. Ucap han Byul.

“Tentu.. ibumu cantikkk”. Ucap Kim Bum.

“Ne… gomawo gomawo… hidungku sampai terbang”. Ucap So Eun.

“Bagaimana sekolah sepakbolamu?”. Tanya kim Bum.

“Aku sangat senang… kata ibu, aku menuruni sifat ayah, sangat suka dengan sepakbola, idola kita sama ayah.. aku suka Christiano Ronaldo”. Ucap Han Byul.

“Bagus…….. nanti kalo ada pertandingannya kita nonton bersama.. “. Ucap Kim Bum.

“Bolehhhhhhhh”. Ucap Han Byul.

Siangnya, mereka bertiga kembali main bersama. Mereka bertiga pergi ke wahana bermain di sekitar daerah Jamsil, yaitu di Lotte World. Han Byul yang mengajaknya. Hampir semua wahana Han Byul mainkan, hari ini benar-benar sangat menyenagkan. Acara jalan-jalan di tutup dengan jajan ice cream, mereka bertiga duduk bersama sambil melumat ice cream di tangan mereka.

“Sudah lebih dari 7 tahun ayah jarang makan ice cream… gampang sekali melelehnya”. Ucap Kim Bum sambil menundukkan kepalanya.

“Ayah payah.. makan ice cream nya jelek, ibu mengatakan kalau seperti itu kurang berpengalaman”. Ucap han byul.

“Dasar parah”. Ucap So Eun.

“Mau tidak mendengar cerita ayah?”. Tanya Kim Bum.

“Mauuuuuuu”. Girang Han Byul.

“Waktu di jepang,pernah sampai tidak mandi selama 3 hari”. Ucap Kim Bum.

“Ihhhh tuh lihat, ayahmu itu jorok sekali, makanya menurun pada anaknya, susah disuruh mandi”. Ucap So Eun.

“Eit..  biarpun begitu, banyak wanita yang mengantri”. Ucap Kim Bum.

“Awas yah macam-macam”. Ucap So Eun.

“Hehehehe…”. Kim Bum tersenyum.

Sementara itu di tempat lain Min Ji sedang berkencan dengan Seung Ho di taman kota yang indah dan asri.

“Min Ji aku ke toilet dulu yah… kau jangan kemana-mana”. Ucap Seung Ho.

“Baiklah… jangan lama”. Ucap Min Ji.

“Tidak”. Ucap Seung Ho.

Beberapa saat kemudian handphone Min Ji berderinng, tanda ada pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

Jika kau mau tahu aku

Melagkahlah tiga langkah dan kau

Akan menemukan anak laki-laki

Sender : +829977008302

Min Ji melangkah 3 langkah, dan kemudian dia menemuakn seorang anak laki-laki. Kemudian anak laki-laki itu memberikan 5 buah balon dengan huruf R,Y,M,R,A. berdasarkan instruksi pesan kedua, Min Ji mendapatkan 4 buah balon, dan masing-masing balon bertuliskan huruf I,L,W,L . Dipesan yang ketiga Min Ji menemukan gadis kecil yang memberikannya 3 buah balon dengan huruf U,Y,O . Berlanjut ke pesan yang ketiga Min Ji. Dan di pesan yang keempat, Min Ji mendapatkan tuga buah balon bertuliskan huruf E , ? dan M. Min Ji semakin pusing dengan pesan-pesan itu, apalagi ditangannya sekarang sudah ada 15 balon. Dan terkahir dia mendapatkan pesan lagi

Jika kau ingin tahu aku

Berbaliklah menatapku

Disebelah kirimu!!!

Sender : +829977008302

Min Ji berbalik, dan didapatinya Seung Ho tengah tersenyum.

“Sunbae……….”. Ucap Min Ji.

“Cukup mengerti atau cukup rumit?”. Tanya Seung Ho

“Aku tak mengerti.. apa maksudnya ini???”. Tanya Min Ji.

“Bagaimana???”. Tanya Seung Ho.

“Kau sedang menjailiku yah.. apa maksud balon-balon ini???”. Tanya Min Ji.

“Lihat kalau kau tak mengerti!”. Ucap Seung Ho

Seung Ho beranjak mendekati Min Ji, kemudian satu persatu keempat belas balon diikatkan sejajar disebuah kursi kayu. Dan balon-balon itu akhirnya menunjukan maksud yang sebenarnya, keempat belas balon huruf itu ketika disatukan dan diatur penempatannya, menjadikan sebuah kata WILL YOU MARRY ME? Min Ji terharu melihatnya.

“Bagaimana jawabannya????”. Tanya seung Ho, Min Ji masih menatap kagum pada balon-balon di atasnya. Ketika dia berbalik menatap seung ho, sebuah kotak merah dengan isi cincin berlian sudah ada dihadapannya.

“Bisakah cincin ini menempati tempatnya???”. Tanya Seung Ho.

“Sunbae…”. Ucap Min Ji.

“Cincin ini ingin segera menemui jari manis milik gadis manis.. bagaimana??? Bolehkah?”. Tanya Seung Ho. Min Ji mengangguk. Merekapun berpelukan.

“Aku sudah berjanji.. kelak, setelah aku mendapatkan gelar dokter, aku akan melamar Kim Min Ji ku…”. Ucap Seung Ho.

“Ne…………”. Ucapnya.

Pagi ini han Byul begitu riang, dia akan memperlihatkan sosok ayahnya pada teman-temannya, yah hari ini Kim Bum akan mengantar han Byul kesekolahnya. So Eun makin sibuk mengurusi persiapan pernikahan Min Ji dan Seung Ho yang semakin dekat.

“Ayah… nanti jangan lepaskan tanganku yah.. aku akan memperlihatkan pada Dong Mun kalau aku memiliki ayah”. Ucap han Byul.

“Baiklahhhhhhhh”. Ucap Kim Bum.

“Ayah… ayah akan tetap tinggal di Korea kan?”. Tanya han Byul.

“Ne….”. Jawab Kim Bum.

“Ayo…kita berangkat!!!!”. Ucap Han Byul.

Han Byul dan Kim Bum tiba di sekolahannya Han Byul, dengan sigap Han Byul memperkenalkan Kim Bum pada teman-temannya, Kim Bum hanya senyam senyum melihat tingkah anaknya yang satu ini. Unik seperti ibunya. Sepertinya sifat baik Kim Bum maupun So Eun ada yang menurun pada Han Byul. Siangnya, So Eun dan Kim Bum kembali bersama-sama menjemput Han Byul disekolahannya Han Byul.

“Aku senang sekali.. ayah dan ibu bisa menjemputku hari ini”. Ucap Han Byul.

“Tentu… kami sangat menyayangi Han Byul”. Ucap So Eun.

“Aku juga sayang pada ayah dan ibu”. Ucap han Byul sambil menggandeng tangan kanan Kim Bum, sementara So Eun menggandeng tangan Kiri Kim Bum.

“I love you, you love me, You and Me paelap elap dah…”. Ucap Kim Bum.

“Han Byul, hari ini kita pergi ke rumah nenek yah, kita mau melihat persiapan bibimu”. Ucap So Eun.

“Bibi Min Ji akhirnya menikah, aku tak bisa lagi bermain-main dengannya lagi”. Ucap Han Byul.

“Jangan begitu…”. Ucap Kim Bum.

“Ne…ayah”. Ucap Han Byul.

“Ayo… ratu dan pangeranku silakan masuk kedalam mobil”. Ucap Kim Bum sambil membuka pintu mobil. Han Byul dan So Eun hanya menatap.

“Ayahmu mulai lagi”. Ucap So Eun.

“Ayoooooooo kita berangkat”. Ucap Han Byul.

Di kediaman Kim Bum. Semua keluarga sudah ada, Kedatangan Kim Bum, So Eun dan Han Byul membuat suasana semakin ramai saja.

“Han Byul kemari..peluk nenek”. Ucap ibunya Kim Bum.

“Nenek.. bagaimana sehat???”.  Tanya So Eun sambil menghanpiri nenek.

“Terjaga.. tetap sehat”. Ucap nenek.

“Ayah ibu..”. Salam So Eun.

“Kau tambah kurus saja… “. Ucap Ibunya Kim Bum.

“Sepertinya Han Byul sudah cukup untuk mendapatkan adik”. Ucap ayahnya so eun.

“Kakek aku juga sudah memintaya”. Teriak Han Byul. Sontak semua keluarga tertawa.

“Lalu bagaimana jawaban ayah dan ibu???”. Jail Min Ji.

“Heiii calon pengenatin, sudah jangan cerewet”. Ucap So Eun. Yang lainya jadi ikut tertawa.

Hari pernikahan pun tiba. Acara yang tak kalah megah kembali terulang di pernikahan Min Ji dan Seung Ho. Para tamu pun bukan hanya dari kalangan teman saja, ada juga dari kalangan selebritis korea. Kim Bum dan so eun terlihat duduk di bangku mereka, Han Byul duduk dipangkuan Kim Bum. Acara pun selesai hingga larut, Han Byul tampak sudah pulas digendongan Kim Bum. Kim Bum dan So Eun serta rombongan keluarga pun pulang. Sesampainya di rumah Kim Bum langsung menidurkan Han Byul di kasurnya. Han Byul malah terbangun jadinya.

“Ayo..tidur sudah malam…ayo.. kalau tidak tidur nanti digigit paus”. Ucap So Eun sambil terus mengelus tubuh Han Byul.

Akhirnya Han Byul tertidur juga. So Eun bergegas ke kamarnya dan berganti dengan piyama. Kim Bum pun tengah duduk dikasurnya menunggu So Eun.

“Kau belum tidur??”. Tanya So Eun.

“Menunggumu”. Ucap Kim Bum.

So eun kemudian naik ke atas kasur, dan duduk bersampingan dengan Kim Bum.

“Han Byul sudah kau pastikan tidur???”. Tanya Kim Bum.

“Ne.. kenapa memangnya???”. Tanya So Eun.

“Kita buatkan Han Byul hadiah yuk?”. Ajak Kim Bum.

“Malam seperti ini??? Hadiah apa?”. Tanya So Eun.

“Adik baru…”. Ucap Kim Bum.

“Oh………………………………………………………………….”. Jawab So Eun sambil menutup selimut.

Kim Bum dan So Eun sudah siap. Mereka tampil segar,  hari minggu pagi asyiknya buat jogging. So Eun cantik dengan kaos putih dan jaket merahnya dengan geraian rambutnya, sementara Kim Bum gagah dengan kaos putih dan jaket hitamnya.

“Han Byul………..cepat”. Ucap Kim Bum.

“Iya ayahhhhhhhhhh”. Ucapnya. Tiba-tiba datang Han Byul dengan kantong.

“Kantong apa itu????”. Tanya So Eun.

“Makanan dan minuman.. ayah pegang yah”. Ucap Han Byul.

“Kita kan mau jogging”. Ucap Kim Bum.

“hehehehe”. Tawa han Byul.

“Tingkah anehmu pasti menular dari ibumu”. Ucap Kim Bum.

“Namun tingkah gilamu menurun dari ayahmu”. Tawa So Eun.

“hehehehehe”. Ketiganya tertawa sambil saling bergandengan tangan.

THANKS FOR READING

Ucapan terimakasih author bagi:

Kak Rahmi Jamilah

Lulu Auliyah

Enno

Kak Dina Amalia

Kak Via

Kak Sita

Dita

Dan semua reader yang sudah memberikan dukungan dan semangat bagi author dalam pengetikan FF gaje ini yang tidak bisa author sebutkan satu persatu.

Bagaimana cukup atau kurang atau sudah puas dengan KCB nya???

Ditunggu komenya, HATUR NUHUN, TERIMAKASIH, GOMAWO!!!!

Special for reader… KCB Galare Photo