Bummie’s Jealous Day

Author             : YoseobbieMinnie Yang (m_nden)

Cast                 : Kim Sang Bum, Kim So Eun

Other Cast       : Lee Min Ho, Lee Man Hee

Genre              : Romance

Type                : One Shoot (OS)

Disclaimer : Semua tokoh yang ada di cerita ini bukanlah milik author, author hanya meminjam karakter yang ada di cerita ini. Bila ada kesamaan nama tokoh, gelar, tempat mohon dimaafkan. Dan cerita ini hanyalah karangan fiktif belaka, semata untuk kesenangan.

Annyeong mates..bumies..angels..chingu

Kembali dengan author gaje yang satu ini

Semoga kalian tidak bosan dengan karya-karyaku..

Kali ini aku mau menghadirkan OS dadakan haha…

OS ini teinspirasi dari reality show music & lyric

Buat yang gak suka.. no bash! Lebih baik jangan dibaca dan di komen

Happy reading~~

 

 

Bummie’s Jealous Day

 

Kim bum duduk di kursi dengan malas-malasan. Hari minggu yang seertinya menyebalkan bagi kim bum. Cukup hari ini..mood nya sedang tidak dalam kondisi yang baik. Mood nya sedang dalam kondisi yang menghawatirkan. Kim bum menatap layar iPhone nya yang berwarna hitam itu. Dia mengambil iPhone nya yang terletak di meja kecil disamping kursi yang dia duduki. Dia mengusap layar sentuh iPhone nya itu untuk meng-unlock iPhone nya itu. Dia menghela nafas.. melihat 7 panggilan dari kekasihnya, Kim So Eun yang dia sengaja tak angkat. Mulutnya kembali maju beberapa senti..setelah melihat itu.

“jebal.. so eun..mmm”. Keluh kim bum.

 

Kembali layar iPhone nya itu terang, dan terdengar ringtone berbunyi. Panggilan lagi dari So Eun, panggilan kedelapan yang hanya mendapat respon sebuah tatapan saja dari Kim Bum. Hari ini Kim Bum mungkin sedang kembali ke mood anak-anaknya. Kejadian kemarin, ledekan sahabatnya -ilwoo- , serta komentar-komentar yang tadi dia baca membuatnya menjadi seperti ini.

“Argh… menyebalkan”.

OOOoooOOO

So Eun menatap layar iPhone nya yang berwarna putih itu. Dia menghela nafas panjang, wajahnya terlihat sangat khawatir, khawatir apakah terjadi sesutau dengan Kim Bum, kekasihnya yang sudah lebih dari 3 tahun ini. Ini tiak biasanya terjadi, tidak mengangkat panggian darinya sampai 8 kali. Apakah dia sakit, apakah dia lupa membawa iPhone nya? Apakah dia mengaktifkan profil senyap di Iphone nya? Atau.. banyak sekali kemungkinan yang muncul di dalam benak So Eun.

“Aigo… kenapa dengan orang ini”. Wajah khawatir So Eun semakin terlihat jelas saja. Dia pun bergegas menuju kamarnya dan membuka lemarinya, lanjut mencari baju yang pas untuk dia kenakan hari ini.

So Eun sudah sangat rindu dengan kekasihnya, sudah hampir satu bulan mereka tidak bertemu dan terakhir mereka berteleponan adalah 2 minggu yang lalu. Dikarenakan kesibukan keduanya, menjadikan komunikasi diantara mereka sedikit bermasalah. Beberapa minggu kebelakang, Kim Bum selalu protes dengan So Eun yang tidk memiliki waktu untuk dirinya, bahkan sampai-sampai Kim Bum mengirimkan pesan singkat. “Tahu tidak.. saat ini aku lebih cemburu pada Cuni yang setiap saat bisa bersamamu”. Tapi sekarang ketika So Eun benar-benar tidak sibuk, Kim Bum lah yang sulit untuk dihubungi.

“Kenapa perasaanku tidak enak seperti ini yah?”. So Eun memegang dadanya, merasakan ada sesuatu yang tidak enak. Apakah Kim Bum sudah mencapai klimaks kekesalannya karena kesibukan So Eun. Apakah Kim Bum benar-benar tak ingin berbicara dengan So Eun? Apakah Kim Bum .. teringat lagi perkataan Man Hee,

“Ya! Sso-ya jika aku dan kekasihku melakukan hubungan seperti apa yang kau lakukan dengan Kim Bum-ssi, aku tidak bisa menjamin akan hubungan kami. Tidak saling bertemu dan bahkan jarang berkomunikasi. Apa itu bisa dikatakan sebuah hubungan?? Aigo.. kalian berdua memang pasangan aneh. Meskipun kalian berdua tidak berhubunga di depan umum.. tapi setidaknya.. luangkanlah waktu minimal seminggu atau dua minggu sekali kalian bertemu. Jika aku dan kekasihku begitu.. mungkin kami sudah tak berhubungan lagi.. PUTUS kata yang paling tepat”.

 

“Putus??? Aish.. jinjjayo… tidak boleh seperti ini”. So Eun menggelengkan kepalanya. “Ah.. aku ada ide…”. Wajah So Eun mulai terlihat sumringah. Ide yang muncul dengan tiba-tiba itu sepertinya diperkirakan So Eun akan memecahkan kekhawatirannya. “Cuni~ semoga apa yang aku lakukan benar”. So Eun tesenyum sambil menatap Cuni, kucing kesayangannya, yang sedang tiduran diatas kasurnya yang sangat hangat itu.

So Eun berjalan keluar dari kamarnya, menuju ruang tengah. Dia mengambil iPhone yang tergeletak diatas meja. Meng-unlock nya dan mencari kontak manager nya Kim Bum. So Eun siap membuat panggilan.

“Yoboseyo… manajer oppa”.

 

OOOoooOOO

Kim Bum baru saja selesai mandi. Handuk kecil masih dia gosok-gosokkan pada rambutnya yang basah. Tiba-tiba terdengar suara bel. Dengan malas-malasan Kim Bum berjalan menuju pintu dan melihat ke layar intercom nya. Terlihat sesosok perempuan. Dia.. dia perempuan yang membuat mood Kim Bum selalu naik-turun. Wanita itu tersenyum.

“Tidak mau membukakan pintu??? Bagaimana ini.. berat sekali”.

 

Kim Bum kemudian mengaitkan handuk kecil itu disekitar lehernya, lalu dia membukakan pintu. Seorang gadis sudah menyambutnya dengan sebuah senyuman indah.. yang seindah wajahnya.

“Tidak senang??? Tidak suka didatangi oleh kekasihmu?”. Tanya So Eun.

“Kau itu..berbicara apa?”. Tanya Kim Bum dengan nada datar.

“Maaf..aku menerobos masuk.. oh ya.. bawa yah semua ini.. aku sudah cukup berat membawanya dari supermarket lho”. Ucap So Eun sambil berjalan masuk menuju apartemen Kim Bum.

 

Sudah 1 bulan tak menginjakan kaki di tempat ini, dan rasanya senang sekali bisa masuk kedalam apartemen ini lagi. Sementara Kim Bum membawa masuk dua kantong plastik besar yang berisi belanjaan yang dibeli So Eun di supermarket.

“Aku khawatir dengan kondisi kulkasmu.. dan benar saja…”. Ucap So Eun sambil menatap Kim Bum dan tengannya membuka kulkas yang kosong melongpong.

“Jadi kau jauh-jauh datang kesini karena khawatir dengan kulkasku.. sekarang sudah kau lihat kan betapa menyedihkannya kondisi kulkasku.. lalu mau apa lagi?”.

“Kau pikir aku juga tak khawatir dengan kondisi pemilik kulkas ini?”. So Eun menutup pintu kulkas itu. Berdiri sambil menyenderkan dirinya pada kulkas yang cukup tinggi itu dibanding dengan So Eun.

Kim Bum duduk di sebuah sofa yang berhadapan dengan LED TV nya, dia mengambil remote dan mulai menyalakan TV nya itu. Mencari program yang bisa membuatnya sedikit nyaman untuk di tonton. So Eun menatap kekasihnya itu, menghela nafas.. lega dan senang karena bisa melihatnya setelah sebulan tak bertemu, tapi khawatir juga karena sepertinya Kim Bum sedang kesal dengan dirinya.

“Tidak mau mengangkat telepon ku.. 8 kali.. tidak biasanya..ada apa?”.  So Eun pun mulai fokus pada belanjaanya, membuka isi kantong plastik itu dan memasukkanya kedalam kulkas,

“Ani…”. Jawaban singkat dari Kim Bum, bahkan tanpa menoleh kearah So Eun.

“Wae???”. Kim Bum tak menjawab pertanyaan So Eun.

“Ya!! Jagiya.. waeyo?? Membuatku sangat cemas dan khawatir”. So Eun menghentikan aktivitas nya. Sepertinya ini masalah yang serius. Apakah ini detik-detik akan putus nya hubungan mereka.

“Sepertinya kau tampak menikmati pekerjaanmu yang sekarang yah… oh ya.. selamat yah tayangan perdana reality show mu sukses”. Ucap Kim Bum sarkastik.

Tiba-tiba ekspresi khawatir So Eun seketika berubah. So Eun tersenyum mendengar kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Kim Bum. Acara..reality show, ah sudah terbaca ada apa dengan kekasihnya ini. Pasalnya hal ini juga pernah terjadi beberapa kali, ketika So Eun terlibat sebuah pekerjaan dengan Yoo Seung Ho di sebuah film serta ketika So Eun bermain drama bersama dengan Yoo Ah In. Bahkan lamanya kerja sama So Eun dan Lee Dae Han pun pernah menjadikan hal semacam ini.

Setelah mengetahui hal ini So Eun tidak pernah kesal atau marah, justru So Eun merasa senang. Karena saat seperti inilah dia tahu jika Kim Bum tambah menyayanginya.. rasa cinta dan sayangnya pada So Eun semakin terlihat jelas saja. Bahkan ini lebih menyenangkan dibanding Kim Bum mengucapkan kata “saranghae” padanya yang terkesan gombal.

“mm..chankanman! music?”. Ucap So Eun sambil berjalan mendekati kim Bum.

“Mwo?”. Kim Bum menatap So Eun.

“Lyric?”. So Eun semakin mendekat kearah Kim Bum.

“Mwoya?”. Tanya Kim Bum yang semakin aneh melihat tingkah So Eun.

“Mm..Lee…Junho?”. Tanya So Eun yang kini sudah tepat ada didepan Kim Bum.

“Waeeeeee?”. Nada suara Kim Bum sedikit naik. So Eun tersenyum.. dan tanpa basa-basi langsung memeluk kim bum.

“Ya!.. Jagiya…gomawo”. So Eun memeluk Kim Bum dengan sangat erat, sementara Kim Bum bingung dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya ini.

“Ada apa denganmu??? Gomawo?? Wae?”. Kim Bum hanya diam saja mendapat pelukan hangat dari So Eun, pelukan yang sebenarnya sangat dia rindukan lebih dari apapun sebulan terakhir ini. Pelukan hangat yang bisa membuat Kim Bum hangat, tenang dan nyaman. So Eun kemudian melepaskan pelukannya pada Kim Bum.

“Gomawo~ karena saat seperti ini adalah saat dimana aku bisa melihat betapa kau menyayangiku…”. Ucapan So Eun membuat Kim Bum kikuk. Terbaca sudah jika Kim Bum memang mood nya tidak baik karena cemburu.

“Haengbokhae?”. Tanya Kim Bum.

“Nomu..nomu haengbokhae…”. So Eun tersenyum.

“Aku aneh.. disaat wanita-wanita lain kesal.. kau malah bahagia jika aku seperti ini”.

“Eits… kan sudah aku katakan.. aku senang karena aku bisa merasakan dan melihat betapa Kim Bum menyayangi Kim So Eun”. Kim Bum tersenyum semu mendengar ucapan dari So Eun.

“Aish…jinjjayo”. Ucap Kim Bum secepat kilat.

 

Cerewet! Sungguh.. So Eun begitu tahan denganmu.. dasar pencemburu.. jangan dengarkan ocehan Il Woo.. toh.. tetap saja pada kenyataanya siapa pemilik hati So Eun?? Siapa namja chingu-nya So Eun? Kau..paboya!

 

Teringat lagi pesan singkat yang aku dapatkan dari Min Ho-hyung. Setelah mendapatkan pesan dari Il Woo-hyung yang mengomporiku akan acara reality show Music&Lyric yang memperlihatkan blind date So Eun dengan salah satu member 2PM, Lee Junho membuatku frustasi. Aku kemudian curhat pada Min Ho-hyung.. dan benar saja apa yang dikatakan Min Ho-hyung.. So Eun tetap yeoja chingu-ku.

 

“Lalu kenapa tidak mau mengangkat teleponku huh??? Tidak mau berbicara lagi denganku???”. So Eun memasang muka seram yang tetap terlihat  cantik.

“Ani… aku ..aku…”. Kim Bum terlihat kikuk.

“Kau membuatku khawatir, cemas hingga aku berpikiran aneh-aneh.. kau tahu”.

“Kau khawatir?”.

“Ya! Jagiya… kau ini”. So Eun mencubit tangan kim Bum.

“Aigo…sakit.. kebiasaanmu itu…”. Kim Bum mengelus tangannya yang dicubit So Eun. Pasti berbekas..dan berwarna merah. Tanda cinta dari So Eun paling lama hilang 3-4 hari.

“Kau tahu.. aku rindu padamu.. aku pun sibuk dengan jadwal ku.. dan ketika aku ada waktu luang.. bahkan menghubungimupun tak kau angkat.. jinjjayo Kim Bummie”. Ucap So Eun dengan wajah pura-pura kesal.

“Salah siapa..kau begitu sibuk.. aku rindu padamu.. dan ketika aku seang frustasi karena aku rindu padamu.. aku melihat acaramu. Jinjjayo.. menguras batinku.. ya! Kenapa kau cepat sekali akrab dengan pria.. kau begitu dekat dengannya.. aigo… kau tahusudah berapa gelas air minum yang aku habiskan selama menonton acara mu itu?’. Keluh Kim Bum, So Eun merasa bersalah juga pada kekasihnya ini.

“Berapa gelas?”.

“10 gelas..”. So Eun hanya menundukkan kepalanya.

“Jagi.. kau itu harus menggaris bawahi.. seberapa dekatnya aku dengan partner ku.. aku tetap kekasihmu… semua itu hanya sesuatu yang diatur dalam script”.

“Melihat kau bisa berjalan dengan leluasa disampingnya.. berpayung bersama.. bahkan nonton ke bioskop bersama membuatku iri akan kita yang susah untuk melakukan hal itu di depan umum”.

“Mmm..tapi aku kan selalu membuatkan makanan untukmu.. ke bioskop?? Ahhh kita kan sering nonton film bersama juga di apartemen.. sebarapapun aku dekat dengannya tidak sepenuhnya aku yang sesungguhnya.. aku yang sesungguhnya adalah aku yang saat ini ada dihadapanmu.. aku yang selalu bersamamu.. akulah kekasihmu..”. Kim Bum mengangguk seperti anak kecil yang mendapat nasihat dari noona-nya.

“Masih kesal padaku?”.

“Mianhae”. Hanya kata itu yang bisa Kim Bum ucapkan pada So Eun.

“Aniya..”. So Eun tersenyum.

OOOoooOOO

“Kau melihat program ku sampai selesai?”. So Eun menatap Kim Bum yang kini sedang asyik dengan lahap memakan masakan yang dibuat oleh So Eun. Suasana yang sangat dirindukan oleh keduanya.

“Ne.. meskipun membuatku sedikit kesal”. Jawab nya santai.. kini mood nya Kim Bum sudah stabil.

“Il Woo oppa jahil juga aishhh”. Ucap So Eun.

“Il Woo sama dengan Jahil.. dasar hyung gila.. senang mem-bully ku”. Ucap Kim Bum, So Eun tersenyum mendengar ucapan Kim Bum. Maknae diantara ketiganya itu.

“Sebenarnya selain acaramu dan il woo hyung.. aku juga menjadi bad mood karena melihat komentar-komentar masyarakat tentangmu dan Jun Ho-ssi.. menyukai kalian berdua.. berharap kalian menjadi kekasih… padahal kau kekasihku.. doa-doa itu membuatku frustasi”. So Eun hanya tersenyum, kekasihnya ini sedang sensi. So Eun mencari topik lain suapaya Kim Bum tenang lagi.

“Jagiya.. kenapa kau membiarkan kulkasmu kosong seperti itu? Sebulan aku tak datang..begitu terlantarnya kulkas itu”.

“Untuk apa ada kekasihku..jika tidak untuk mengurusku.. kulkasku tanda isi perutku”. Ucap nya sambil tersenyum.

“Aish..jinjayo…”. So Eun tesenyum.

“Sudah aku bereskan yah isi kulkas nya.. meskipun banyak soft drink.. tapi ingat sehari jangan lebih dari 2 botol soft drink.. minum susu..aku sudah sediakan susu.. buah-buahan dan roti. Pokoknya gemukkan badanmu lagi..seperti saat kau menjadi So Yi Jeong”. Perintah So Eun.

“Your wish is my command, Siap laksanakan ibu Negara”. Ucap Kim Bum sambil member hormat pada So Eun. So Eun hanya tersenyum.

“Setelah ini apa lagi???”. Tanya Kim Bum. So Eun menaikkan dua halisnya, seperti berpikir, kemudian tersenyum.

“Aku membawa kaset film baru.. kita nonton yah…”.

“Ok..!”. Kim Bum mengcungkan jempol nya.

 

-END-

 

Haaa.. akhirnya rebes juga

Satu jam setengah ngetik.. semoga hasilnya gak jelek yah

Gimana OS nya?? Jotek??

Yang jelas..author mau ngeluarin imajinasi author aja

Kedalam sebuah ketikan..

Hope you enjoy this story…

Mohon review nya yah…^^