ROMANTIC EVE Part 5

13 Sep

Mungkin mimpi – mimpi dan cinta kasih itu lenyap sementara, mengikuti kepergian sang surya ketika malam tiba, dan bintang – bintang ketika pagi menjelang, tetapi laksana pelita – pelita surga, mereka pasti bakal kembali.

Pagi ini tak seperti pagi-pagi kemarin. Matahari sudah tak enggan lagi bersinar dengan kecerahan yang sempurna. Sudah tak ada lagi awan hitam yang menyembunyikannya. Yang ada justru awan-awan putih seperti kapas yang bergerak lamban ditiup angin sepoi. Dengan background langit biru yang cerah.
Burung-burung pun seolah ikut berperan. Suara-suara cicit yang terdengar melahirkan melodi yang akan menjadi pembuka kisah hari ini. Ia terbang kesana-kemari, bertengger dari satu pohon besar ke pohon besar lainnya. Saling menyenandungkan lagu yang hanya mereka yang mengerti artinya. Merekalah satu-satunya yang membuat tempat ini tak benar-benar sepi.
Kini aku tengah duduk sendirian ditempat yang menjadi awal pertemuanku dengan Kim Bum. Aku masih sering pergi kemari, terlebih ketika banyaknya tekanan dan kepenatan hinggap difikiranku. Kenangan bersama Kim bum lah yang mampu membuat aku bertahan sampai saat ini.
Walaupun 5 tahun telah berlalu, aku masih percaya Kim bum akan kembali padaku. Karena selama ini aku telah berusaha untuk mengembalikan diriku menjadi seperti semula. Kini aku sudah kembali seperti semula, bahkan kini aku telah menjadi wanita yang hebat. Aku terus memperbaiki diriku agar saat Kim bum kembali aku telah layak menjadi wanitanya. Kepergian Kim bum memang telah menyadarkanku akan rasa yang selama ini terasa dalam asaku. Aku mencintainya hingga kini dan akan terus mencintainya.
Bagaimana dengan kak Seung ho??? Aku sendiri pun heran dan terperangah ketika aku mampu berkata “maaf kak, aku telah salah menyimpulkan perasaanku. Kau memang cinta pertamaku dan sedari dulu aku menyukaimu, tapi kini hatiku telah berubah. Aku yakin dengan perasaan ini, seyakin perasaanku pada kakak yang hanya sekedar simpati. Aku telah berjanji pada diriku sendiri aku akan menunggu Kim bum sampai dia kembali.” Ucapku tegas.
“Bagaimana kau bisa seyakin itu kalau Kim Bum akan kembali?” Tanya kak seung ho
“Karena kim bum kini tengah berusaha untuk bertahan hidup untukku.” Ucapku percaya diri saat kak seung ho menyatakan perasaannya padaku seminggu setelah kepergian Kim bum.
“Matahariku cepatlah kau kembali.” Batin so eun sambil memutar tape recorder pemberian kim bum dan mendengarkannya.
Namun tiba – tiba ….
Brukkkk ….
Seekor burung dara terjatuh tepat didepan so eun. So eun yang melihat itu terkejut dan meraih burung dara itu. Ia mengamati burung itu dan menemukan alasan mengapa burung dara tersebut jatuh. “Sayapmu terluka.” Ucap so eun.
Dengan sigap so eun membuka tas pinggangnya. Ia ambil beberapa lembar perban dan obat merah dari tasnya. Dengan cekatan so eun memakaikan perban itu pada sayap burung dara. “Kau harus cepat sembuh, kau harus kembali terbang menemui pasanganmu. Aku yakin dia menunggumu. Jadi bertahanlah dan yakinlah bahwa sayapmu yang terluka akan kembali.” Ucap so eun sembari terisak karena ingat akan kisahnya dengan Kim bum.
“Jangan menangis. Ini.” Ucap seseorang sembari menyodorkan sapu tangan merah muda dengan gambar phoenix ditengahnya.
So eun mendongakkan kepalanya berusaha melihat sosok yang memberinya sapu tangan. Ia terperangah melihat wajah itu. “Bummie!!!” ucap so eun sembari berdiri.
Sosok itu pun menunjukkan wajah kaget namun kemudian ia berkata“maaf mungkin kau salah orang” ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan sapu tangan itu.
“kau pasti bummieku. “ ucap so eun dan berlari mendekap kim bum .

Kim bum hanya bisa terdiam. Sebenarnya ia pun tak menyangka bisa bertemu lagi dengan so eun. Namun dengan cepat kim bum menarik paksa tangan so eun yang masih mendekapnya. “Sudah kukatakan aku bukan kim bum.” Ucapnya sambil memalingkan tubuhnya dan berlalu pergi.
“aku memanggilmu bummie, bukan kim bum!” teriak so eun.
Langkah kim bum terhenti mendengar ucapan so eun. Sejenak dia terdiam dengan wajah sedih dan kesal, namun kemudian ia pergi melanjutkan langkahnya masuk kedalam mobilnya.
So eun terkejut melihat perlakuan kim bum yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Dengan cepat so eun berlari menuju mobil kim bum. Ia menepuk – nepuk jendela mobilnya “bummie …. Tunggu aku!!!!,,, buka buka pintunya!!!” teriak so eun sembari berlari berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan mobil kim bum. Namun kim bum terus mempercepat laju mobilnya sehingga so eun tak mampu mengejarnya.
Namun dengan cepat so eun mencari jalan pintas. Ia terus berlari mengejar kim bum tak ia perhatikan rasa lelahnya ia terus mengejar. Hingga akhirnya ia sampai ditengah jalan dan merenggangkan tangannya berusaha menghentikan mobil dihadapannya.
Ckiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttt …..
Terdengar suara ban mobil yang tiba – tiba direm. Kim bum keluar dari mobil tersebut “apa kau cari mati?” ucap kim bum marah.
So eun tak mempedulikannya, ia melangkah dengan pasti menuju kim bum.
Plakkkk …..
Tamparan keras mendarat di pipi kim bum dan menghasilkan warna merah dipipinya.
“inikah sambutanmu setelah 5 tahun aku menunggumu tanpa kepastian, aku yang selalu percaya kau akan kembali dalam ketidak tauanku akan kepastian kau akan kembali atau tidak. Kucoba tepis semua resah dan gelisah yang hadir dihatiku, segala kesedihan dan dukacita yang menghantui kucoba ganti dengan segala kenangan yang pernah hadir hanya untuk coba mengumpulkan kembali keyakinanku padamu. keyakinan bahwa kau akan kembali padaku jika aku bisa kembali normal.” Ucap so eun sambil tersengal – sengal.

“10 tablet obat setiap hari kutelan, 2 kali seminggu aku menjalani therapy, aku hindari semua makanan yang kusukai yang memang dilarang untuk kumakan, berbagai pengobatan aku lakukan sekalipun menderita, semua kulewati dengan keyakinan bahwa kau pun sama sepertiku, mencoba bertahan agar kita bisa bersama kembali. Aku tidak pernah hadirkan rasa putus asa untuk menantimu. Apa kau tidak merasa bahwa aku bertahan hidup itu untukmu!!!!” lanjut so eun sambil berteriak – teriak dihadapan kim bum. Ia tak peduli dengan tatapan orang disekitarnya.
“aku tidak pernah memintamu menungguku. Pergi dan jangan ganggu aku lagi.” Ucap kim bum tegas.
So eun tak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia mulai berfikir sejenak mencoba memahami jalan fikiran kim bum yang ia rasa kini telah berbeda. Ia rasa ada sesuatu yang disembunyikan, namun apa itu dia tak tau. Kemudian ia mengambil dompet milik kim bum dari saku celananya dan mengambil selembar kartu nama bertuliskan KIM SANG BUM. “aku tak akan pernah membiarkanmu pergi lagi. Akan kutunjukkan kembali cara untuk mencintai yang pernah kau ajarkan padaku” Kemudian ia memanggil taksi dan meninggalkan kim bum yang hanya bisa terpaku.
Esoknya ….
Ting nong …. Ting nong …
Suara bel berbunyi, sang pemilik apartemen pun membuka pintunya dan terkejut melihat kehadiran sesosok gadis cantik dihadapannya.
“So eun???” refleks kim bum ketika melihat tamu yang muncul dihadapannya.
“Surprise …. Bum – ah aku membawakanmu makanan. Ini kubuat sendiri. Kau harus mencobanya.” Ucap so eun sambil masuk kedalam apartemen tanpa dipersilakan oleh kim bum.
“tunggu, kenapa kau masuk? Aku kan tidak menyuruhmu masuk.” Ucap kim bum
“mengapa kau bertanya seperti itu? Apa kau akan membiarkan kekasihmu diluar?” ucap so eun tak berdosa.
“kau …. “ tak sempat kim bum melanjutkan kata – katanya, so eun langsung mencium pipi kim bum.
“maaf kemarin aku menamparmu, semoga ini bisa menjadi obat untuk pipimu.” Ucap so eun sembari mengedipkan matanya.
Kim bum hanya bisa terdiam. Terjadi perdebatan dalam hatinya, sejujurnya ia sangat senang atas perlakuan so eun tadi, tapi disisi lain ia harus menekan rasanya. “pergi.” Tegas kim bum.
“bum – ah ini kubuatkan steak udang kesukaanmu. Kau tahu sekarang aku sudah mahir memasak.” Seru so eun. Sambil menyerahkan sepiring steak udang pada kim bum.
“kubilang pergi dari sini!!!!” sentak kim bum pada so eun.
So eun meletakkan piringnya dimeja, dia mulai mengatur nafasnya dan berkata “bum – ah aku akan kembali lagi, menunjukkan padamu betapa aku mencintaimu.” Seru so eun sambil memeluk kim bum dan pergi keluar.
Lagi – lagi kim bum hanya diam, dia sangat bingung dengan tingkah laku so eun kali itu. Sebenarnya apa yang akan dilakukan so eun. Ia memandang steak udang yang so eun buat. Ia coba memberanikan diri untuk mencicipinya dan tersenyum. “enak” ucapnya.
So eun menutup pintu apartemen kim bum. Dia terdiam sejenak dan tersenyum “bum – ah aku tidak akan menyerah.” Ucap so eun dan bergegas pergi.
Mulai dari saat itu, so eun terus mendatangi kim bum. Ia tidak pernah menyerah untuk dapat mendapatkan kembali hati kim bum. Setiap pagi, siang, sore dan malam so eun selalu mengikuti kim bum dan selalu saja ia hadir disaat kim bum butuh bantuan. Sekalipun itu hanya sekedar hal – hal kecil. Dan berkali – kali pula kim bum mengusirnya, namun so eun tetap teguh tidak meninggalkan kim bum. So eun terus bertahan walaupun ia tidak pernah tau alasan kim bum menghindarinya. Ia masih tetap meyakini bahwa kim bum masih mencintainya.
Suatu hari so eun pergi menemui kim bum di kantornya. Ia berpakaian sangat cantik sekali hari itu. Ia ingin tampil beda hari itu.
“Bumm – ah ….” Teriak so eun yang tiba – tiba masuk keruangan kim bum
“nona mengapa nona masuk, saya kan sudah bilang. Pak kim bum sedang tidak dapat diganggu.” Ucap sekretaris kim bum
“apa kau tau aku ini siapa? Aku calon istrinya kim bum, jadi kapan saja aku bisa menemuinya.” Ucap so eun
“sedang apa kau disini?” ucap kim bum
“bum – ah, lihat aku cantik kan? Tadi aku lihat baju ini dibutik kak hye sun, lalu aku beli dan aku pakai supaya aku terlihat cantik bagimu.” Ucap so eun ceria.
“sekretaris min jung kau boleh mengerjakan kembali tugasmu.” Ucap kim bum pada sekretarisnya.
Sekretarisnya pun keluar dari ruangan itu, kim bum mendekati so eun.
“ada apa kau kemari?” Tanya kim bum
“aku ingin melihatmu, aku ingin bersamamu menghabiskan waktu denganmu.” Ujar so eun.
“mengapa?” kim bum bertanya lagi.
“karena aku mencintaimu bumm – ah.” Tukas so eun tulus tanpa ragu.
“cinta. Jangan berucap cinta dihadapanku. Aku tidak percaya. Kau berkata seperti itu karena kau telah kehilangan seung ho bukan?” ucap kim bum seulas senyum kecut muncul diwajahnya.
“aku tidak tau apa alasanku mencintaimu yang jelas ini bukan karena kak seung ho. Rasa ini telah menembus logikaku, menolak semua teori yang ada. Membuatku terhanyut dalam fantasi yang terasa nyata, namun semua itu menghasilkan satu kesimpulan yang tak membuatku ragu bahwa aku mencintaimu. Maafkan aku bila aku terlambat menyadarinya, tapi telah kubuktikan bukan bahwa aku masih menunggumu 5 tahun terakhir ini?” tukas so eun berusaha tak membuat makna ambigu bagi kim bum.
Kim bum tersenym kemudian ia menarik pinggang so eun hingga wajah mereka pun dekat, kim bum pun kemudian mencium bibir so eun lembut, namun kemudian kim bum berusaha untuk membuka baju so eun, so eun yang sadar berusaha untuk melepaskan tangan kim bum darinya, namun kim bum terus berusaha memegangnya kuat.
Kemudian so eun mendorong kim bum dan plakkkkkkkkk …….
Untuk kedua kalinya tamparan itu mendarat dipipi yang sama. “mengapa kau seperti ini bummie?” ucap so eun tak percaya.
“bukankah kau ingin menarik simpatiku?” ucap kim bum sambil mengusap darah yang keluar dari bibirnya saking kerasnya tamparan so eun.
“ bukan ini yang aku mau, aku hanya ingin kau kembali seperti dulu. Mengapa kau berubah bummie. ” Ucap so eun sambil terisak.
“inilah aku, dari awal sudah kubilang jangan ganggu aku, tapi kau selalu muncul dan melakukan hal – hal konyol. Seharusnya kau mengerti itu, kini aku telah berubah. Aku bukan kim bum yang seperti dulu yang bodoh seperti keledai. Mencintaimu tanpa mengharapkan balasan, bahkan aku sampai mengorbankan nyawaku hanya untuk melindungimu, bukankah itu bodoh? Kini aku telah menjadi kim bum yang baru. Dan perasaanku padamu kini telah berubah. Aku sudah tidak mencintaimu lagi“ ucap kim bum dengan nada tegas.
Kim bum pun mendekati so eun kembali, ia memegang tangan so eun dan bermaksud untuk memeluknya. Namun so eun dengan sigap menghindar dan menampar kembali kim bum. “ aku membencimu kim sang bum!!!!” teriak so eun sembari menangis dan berlari keluar.
Kim bum hanya bisa menatap kepergian so eun. Ia pun sebenarnya tidak ingin melakukan hal seperti ini. Tapi ini adalah solusi terakhir yang ia piker akan membuat so eun berhenti mengejarnya.
“maafkan aku …. Maafkan aku ….. aku harus melakukan ini. Karena kupikir ini yang terbaik, apa kau fikir aku pun tidak terluka terlebih saat kau memanggilku kim sang bum, kau tidak pernah memanggilku dengan nama itu. Apa kau tau perih yang kurasa saat aku harus memperlakukanmu seperti itu? Kini aku tidak bisa lagi melihat senyummu dan berharap agar kau tempatkan aku dihatimu dan jadikanku sebagai kebahagianmu, namun asal kau tau sejak dulu hingga saat ini kau lah satu – satunya yang terkasih untukku” Batin kim bum sambil menangis menahan perih dan terus menepuk – nepuk bahunya.
So eun terus berlari tanpa menghiraukan sekitarnya. rintik hujan pun ikut mengiringi tangisannya, seakan mengisyaratkan kepedihan hatinya. Dalam tangisnya ia tak percaya dengan apa yang telah terjadi, ia tak pernah menyangka kim bum berniat melakukan hal yang sekeji itu, ia kenang kembali masa lalunya bersama kim bum. Yang terasa hanya kesunyian yang meninggalkan perih. Semuanya terasa menyesakkan ketika bayang – bayang pengharapannya mulai memudar tanpa tujuan.
“Sebatas inikah kisah ku???” ucap so eun dalam tangisnya.
So eun terus menangis, tak terasa ia sampai ditempat awal perkenalannya dengan kim bum. Ia terkulai lemah, tak berdaya. Segalanya terlihat samar tubuh so eun pun ambruk ditengah derasnya hujan saat itu.

To be continued ….

11 Tanggapan to “ROMANTIC EVE Part 5”

  1. Park Ri Rin 14 September 2010 pada 12:07 AM #

    Baca fict ini sambil denger lagunya Jang Geun Suk – What Shoul I Do, bikin aku nangis!

    Kok Kim Bum jahat banget sih? Dia kenapa?

    Taph FF nih bgus, jarang2 nih aku nangis karena baca fict yg sedih!

    • koreancoupleffos 14 September 2010 pada 9:10 PM #

      gomawo udah baca….
      wahhh jahat ya??? heheheheh
      penasaran kenapa?? tunggu aja…..

  2. Ran Su Ah 18 September 2010 pada 10:57 AM #

    Wuah… sedih aku bacanya… Kok dia jadi begitu ya?

    Jadi mirip kaya’ So Yi Jeong

    Kira-kira gimana ya klanjutannya…

    Dah ga sabar aku

    Thank’s for ka’ RLN dah bikin banyak ff n os ttg bumssoeul, jadi bikin imajinasiku jalan lagi.

    RAN SU AH 🙂

    • rLn sayang bumssoeulsangeun 18 September 2010 pada 2:26 PM #

      heheheheh sedih ya… sama…. hohooohooho
      lanjutannya tunggu aja ya…. lagi males posting.. *dipukulin lulu n nden*

      punya imajinasi?? wahhh klo mau ffnya dipublis bisa kirim ke kami….

  3. dini ramadhani 19 September 2010 pada 12:13 AM #

    hiks…hiks…hiks…aku lg dengerin confession sambil baca ni os jd nangis
    sedih bgt,kim bum kok gitu ya

  4. geill 22 Desember 2011 pada 1:03 PM #

    seruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu………………
    tp kok kim bum-nya berubah ada apa ya?????????????????
    penasaran, lanjut………………………..

  5. VayTeuKey 24 Desember 2011 pada 10:48 AM #

    widih . . . kim bum gak hilang ingatan tapi malah nyakitin so eun. emang kenapa sech? kan so eun dah bilang kalau dia nungguin kim bum? kenapa kim bum malah kaya gitu. jadi BT sama kim bum

  6. cucancie 23 September 2012 pada 3:30 PM #

    Kim bum knp sih kok dingin sm so eun….sedih jadinya…

  7. Mia 30 Juli 2014 pada 1:23 PM #

    Kenapa harus seperti ni

  8. ainami 9 Agustus 2014 pada 3:41 PM #

    tuh kan bener sso sbnrnya cinta ma bum, tp apa yg tjd dgn bum, knp jd seperti ini setelah lima taun..

    aigoo…….

Tinggalkan Balasan ke geill Batalkan balasan